KumpulanSoal PG Enzim dan Metabolisme Sel. 1. Tapai akan mengembang dengan baik dalam proses pembuatannya digunakan Saccharomyces dan disimpan di dalam tempat tertutup. Perlakuan ini bertujuan. 2. Dalam pembuatan tapal akan timbul panas, terjadinya panas adalah hasil dari. 3. Pada glikolisis menghasilkan.ATP. 4.
- mengubah protein menjadi pepton2.enzim renin - mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein susu)&mengendapkan kasein susu3.enzim lipase gastrik - mengubah trigliserida menjadi asam lemak4.asam klorida (hcl) - membunuh bakteri atau kuman dan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin5.enzim amilase - mengubah amilum menjadi maltosa &
24Contoh enzim dan hasil kerjanya yang berperan dalam metabolisme sel adalah A. 24 contoh enzim dan hasil kerjanya yang berperan. School Universitas Gadjah Mada; Course Title MIPA 7; Uploaded By SargentMoonLoris5. Pages 7 This preview shows page 5 - 7 out of 7 pages.
Komponenkomponen inilah yang paling berperan didalam proses metabolisme sel makhluk hidup, yakni enzim. Sekian dulu artikel tentang cara kerja enzim pada proses metabolisme tubuh. Semoga dengan adanya tulisan ini bisa membantu bagi kalian yang membutuhkan informasi. Baca juga: Bakteri Gram Positif Dan Negatif: Perbedaan, Macam, Ciri, Dan Contohnya
Contohenzim dan hasil kerjanya yang berperan dalam metabolisme sel ialah . a. Maltase, pembentukan maltosa Usus halus terdiri dari 3 bab yaitu jejunum,duodenum dan materi masakan terjadi dibagian.. a. Duodenum dan jejunum Contoh enzim dan hasil kerjanya yang berperan dalam metabolisme sel ialaha
Reseptortersebut terdapat dalam konsentrasi yang besar, sekitar 10.000 molekul respetor galaktosa, ribosa dan maltosa periplasma per sel ketika sangat terinduksi dan terdapat sekitar 5000 molekul reseptor aspartat dan serin per sel. Untuk gula, sperti maltosa, ribosa dan galaktosa, kemoreseptor merupakan suatu protein terlarut berukuran kecil
Contohenzim dan hasil kerjanya yang berperan dalam metabolisme sel adalah . a. maltase, pembentukan maltosa Salah satu enzim yang berperan yaitu enzim katalase yang berfungsi untuk menguraikan H 2 O 2 yang bersifat racun menjadi H 2 O Contoh enzim dan hasil kerjanya yang berperan dalam metabolisme sel adalah. a. maltase
Contohnyaenzim oksidase dan dehidrogenase. Tranferase adalah enzim yang bekerja mentransfer suatu unsur ke unsur lain. Contohnya kinase. Hidrolase, yaitu enzim yang berperan dalam proses pemecahan ikatan suatu molekul dengan bantuan air atau hidrolisis. Contohnya amilase dan lipase. Isomerase adalah enzim yang berperan dalam menyusun kembali
YloPVV. Enzim adalah unit fungsional dari metabolisme sel, bekerja dengan urutan-urutan yang teratur, mengkatalisis ratusan reaksi bertahap yang menyimpan dan mentransformasikan energi kimiawi dan membuat makro molekul sel dari prekusor sederhana Lehninger, 1990. Istilah enzim berasal dari bahasa Yunani, yaitu enzyme yang artinya di dalam sel. Enzim memegang peranan penting dalam proses pencernaan makanan maupun proses metabolisme zat-zat makanan dalam tubuh. Fungsi enzim adalah mengurangi energi aktivasi, yaitu energi yang diperlukan untuk mencapai status transisi suatu bentuk dengan tingkat energi tertinggi dalam suatu reaksi kimiawi Winarno, 1986. Enzim merupakan golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup dan mempunyai fungsi penting sebagai biokatalisator pada reaksi-reaksi biokimia. Enzim memiliki sifat yang khas yaitu sangat aktif walaupun dengan konsentrasi yang rendah, sangat selektif dan tanpa temperatur dan tekanan yang tinggi. Kelebihan sifat yang dimiliki oleh enzim tersebut menyebabkan reaksi yang dikatalisis secara enzimatik lebih efisien dibandingkan reaksi yang dikatalisis oleh katalis kimia Saktiwansyah, 2001. Enzim dapat diproduksi oleh mikroba atau bahan lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Enzim juga dapat diisolasi dalam bentuk murni. Enzim merupakan senyawa protein yang dapat mengkatalisis seluruh reaksi kimia dalam sistem biologis. Semua enzim murni yang telah diamati sampai saat ini adalah protein. Aktivitas katalitiknya bergantung kepada integritas strukturnya sebagai protein Winarno, 1986. Jenis-jenis Enzim a. Jenis enzim berdasarkan biosintesis Berdasarkan biosintesisnya, enzim dibedakan menjadi dua jenis, yaitu enzim konstitutif dan enzim induktif Lidya dan Djenar, 2000 Enzim konstitutif, yaitu enzim yang selalu tersedia di dalam sel mikroba dalam jumlah yang relatif konstan. Enzim induktif, yaitu enzim yang ada dalam jumlah sel yang tidak tetap, tergantung pada adanya induser. Enzim induktif ini jumlahnya akan bertambah sampai beberapa ribu kali bahkan lebih apabila dalam medium mengandung substrat yang menginduksi, terutama bila substrat penginduksi merupakan satu-satunya sumber karbon. b. Jenis enzim berdasarkan tempat kerja Berdasarkan tempat atau lokasi kerjanya, enzim dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu enzim endoenzim dan enzim eksoenzim Soedigdo, 1988 Enzim Endoenzim intraseluler, yaitu enzim yang dihasilkan di dalam sel yaitu pada bagian membran sitoplasma dan melakukan metabolisme di dalam sel. Enzim Eksoenzim ekstraseluler, yaitu enzim yang dihasilkan sel kemudian dikeluarkan melalui dinding sel sehingga terdapat bebas dalam media yang mengelilingi sel dan bereaksi memecah bahan organik tanpa tergantung pada sel yang melepaskannya. c. Jenis enzim berdasarkan reaksi yang dikatalisa Berdasarkan reaksi yang dikatalisa, enzim diklasifikasikan menjadi enam kelas utama, dimana masing-masing kelas dibagi lagi ke dalam sub kelas. Berikut adalah klasifikasi enzim secara internasional berdasarkan reaksi yang dikatalisis Lehninger, 1990 d. Jenis enzim pupoler dalam industri Terdapat beberapa enzim penting yang digunakan pada dunia industri dalam jumlah yang besar, yaitu enzim yang menghidrolisis karbohidrat, enzim yang bekerja pada pektin, enzim yang bekerja pada minyak dan lemak serta enzim pengurai protein. Jenis enzim yang banyak digunakan di industri antara lain amilase, protease, katalase, isomerase dan penicillin asilase. Enzim yang digunakan untuk keperluan analitik antara lain glucose oxidase, galactose oxidase, alcohol dehydrogenase, hexokinase, muramidase dan cholesterol oxidase. Enzim yang digunakan untuk obat-obatan antara lain asparaginase, protease, lipase, dan streptokinase. Faktor yang mempengaruhi Aktivitas Enzim Enzim merupakan suatu protein yang memiliki aktivitas katalitik bergantung pada integritas dari strukturnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim yaitu Lehninger, 1990 Temperatur atau Suhu. Aktivitas suatu enzim akan bertambah dengan meningkatnya suhu sampai tercapainya aktivitas optimum. Meningkatnya suhu akan mengakibatkan menurunnya aktivitas dan merusak kesetabilan enzim. Derajat Keasaman pH. Perubahan pH lingkungan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam bentuk kompleks enzim-substrat, hal tersebut disebabkan oleh sifat enzim yang dapat membentuk ion positif, ion negatif maupun ion yang bermuatan ganda zwitter ion. Selain pengaruh struktur ion, enzim pada pH terlalu tinggi dan rendah dapat menurunkan aktivitas yang dimiliki oleh enzim tersebut. Konsentrasi enzim. Pada enzim-enzim dengan derajat kemurniannya tinggi, terdapat suatu hubungan linear antara jumlah enzim dengan aktivitas pada batas tertentu. Konsentrasi enzim pada umumnya sangat kecil, apabila dibandingkan dengan konsentrasi substrat. Saat konsentrasi enzim meningkat, maka aktivitas enzim bertambah. Konsentrasi substrat. Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh enzim dipengaruhi oleh konsentrasi substrat. Pada konsentrasi substrat yang sangat rendah, kecepatan reaksi yang dikatalisis enzim juga sangat rendah. Sebaliknya, kecepatan reaksi akan meningkat dengan meningkatnya konsentrasi substrat yang mencapai titik tertentu, yaitu titik batas kecepatan reaksi maksimum. Setelah titik batas, enzim menjadi jenuh oleh substratnya, sehingga tidak berfungsi lebih cepat. Pembatas kecepatan enzimatis ini adalah kecepatan penguraian kompleks enzim-substrat menjadi produk dan enzim bebas. Aktivator, inhibitor dan kofaktor. Aktifitas katalitik enzim dapat dipengaruhi oleh aktivator bahan yang meningkatkan aktivitas enzim dan inhibitor bahan menurunkan aktivitas enzim. Berdasarkan kinetikanya, inhibitor dapat dibedakan menjadi inhibitor ireversibel dan reversibel. Isolasi dan Pemurnian Enzim Metode yang digunakan dalam isolasi dan pemurnian enzim adalah sebagai berikut a. Homogenisasi Homogenisasi digunakan untuk memecah sel dan mengekstraksi enzim agar didapatkan suspensi homogen. Alat yang digunakan disebut homogenisator seperti waring blender yang dapat diputar dengan motor dan diatur kecepatannya. Dalam pengerjaan-nya perlu dijaga jangan sampai berbusa karena enzim yang terekstrak akan terdenaturasi, proses ini dilakukan pada suhu 2 sd 4 derajat Celcius. b. Sentrifugasi Sentrifugasi digunakan untuk memisahkan enzim ekstraseluler dari sisa-sisa sel. Sentrifugasi akan menghasilkan supernatan yang jernih dan endapan yang terikat kuat pada dasar tabung, yang kemudian dipisahkan secara manual. Sel sel mikroba biasanya mengalami sedimentasi pada kecepatan g selama 15 menit. c. Fraksinasi dengan amonium sulfat Sebagian besar enzim berada dalam bentuk cairan sel sebagai protein terlarut. Kelarutan enzim tersebut merupakan interaksi polar dengan pelarut dan gaya tolak-menolak antara molekul yang bermuatan sama. Pada konsentrasi rendah, ion-ion akan melingkupi molekul protein dan mencegah bersatunya molekul-molekul protein tersebut salting in, sehingga protein melarut Semakin tinggi konsentrasi garam, maka kelarutan protein enzim akan semakin rendah kelarutan protein enzim dalam air lebih rendah daripada kelarutan garam dalam air yang dikenal dengan istilah salting out. Garam yang sering digunakan untuk mengendapkan protein dan enzim adalah amonium sulfat. Kelebihan amonium sulfat dibandingkan garam-garam yang lain yaitu mempunyai kelarutan yang tinggi, tidak mempengaruhi aktivitas enzim, mempunyai daya pengendap yang efektif, mempunyai efek penstabil terhadap kebanyakan enzim, dapat digunakan pada berbagai pH, dan harganya murah. d. Dialisis Dialisis merupakan metode yang biasa digunakan untuk memisahkan garam dari larutan protein. Proses yang terjadi karena adanya perbedaan tekanan osmosis antara cairan yang ada di dalam membran dan yang di luar. Prosesnya, molekul protein atau enzim yang berukuran besar akan tertahan dalam kantung dialisis sedangkan molekul-molekul kecil seperti garam anorganik akan keluar melalui pori-pori membran. Keluarnya molekul menyebabkan distribusi ion-ion yang ada di dalam dan di luar kantong dialisis tidak seimbang. Untuk memperkecil pengaruh ini digunakan larutan buffer dengan konsentrasi rendah di luar kantong dialisis. Membran yang digunakan adalah selofan. e. Kromatografi penukar ion Kromatografi penukar ion adalah metode kromatografi yang paling umum digunakan untuk pemurnian protein. Prinsip dasar teknik penukar ion adalah memisahkan biomolekul berdasarkan muatan ioniknya. Penukar ion terdiri atas matriks yang tidak larut dan gugus bermuatan yang terikat secara kovalen pada matriks. Gugus-gugus bermuatan berasosiasi dengan counter ion. Counter ion dapat digantikan secara reversibel oleh ion-ion lain yang bermuatan sama. Penukar ion yang bermuatan positif mempunyai counter ion yang bermuatan negatif, sehingga disebut penukar anion. Sedangkan penukar kation bermuatan negatif, mempunyai counter ion yang bermuatan positif. Protein yang terikat pada penukar dapat dielusi dari kolom dengan mengubah pH atau konsentrasi garam, misalnya NaCl. Kelebihan metode ini dibandingkan dengan metode filtrasi gel adalah apabila menggunakan sampel yang banyak tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi kolom, sehingga efisiensi diameter kolom dapat ditingkatkan. Aplikasi dan Penggunaan Enzim Enzim banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri pangan maupun non pangan. Penggunaan di dalam industri non pangan yaitu pada industri detergen dan industri kulit. Di dalam industri pangan, digunakan pada industri roti, industri keju, industri daging, industri bir dan industri protein hidrolisat. Berikut adalah beberapa aplikasi dan penggunaan enzim dalam industri Suhartono, 1989 Industri detergen. Enzim yang diaplikasikan pada detergen harus memiliki karakteristik yang mendukung seperti pH basa, stabilitas suhu yang baik, ketahanan terhadap senyawa pengoksidasi dan pengkeat, serta memiliki spesifitas yang luas. Industri kulit. Enzim ditambahkan untuk membantu membebaskan bulu-bulu pada kulit dan melangsungkan hidrolisis sebagian protein untuk melunakkan kulit. Penambahan protease juga mengurangi kebutuhan akan pereaksi sulfida, sehingga mengurangi limbah bersulfur dan mengurangi biaya untuk pengolahan limbah. Disamping itu juga pemakaian enzim dapat mempercepat waktu proses penghilang bulu. Industri kue dan roti. Enzim akan mengubah sifat-sifat viskoelastik adonan dengan menghidrolisis ikatan peptida pada interior gluten sehingga mempersingkat waktu pengembangan gluten. Enzim juga akan membebaskan asam amino dari gluten yang akan bereaksi dengan gula selama pembakaran roti sehingga menimbulkan aroma dan warna yang diinginkan. Industri keju. Enzim digunakan untuk menggumpalkan susu pada industri keju. Protease renin dari anak sapi telah mulai digantikan oleh Endothia, Mucor pusillus dan Mucor meithei. Industri bir. Pada proses pembuatan bir, enzim ditambahkan untuk mendegradasikan komponen protein penyebab kekeruhan, sehingga akan meningkatkan mutu produk. Industri protein hidrolisat. Penggunaan enzim dalam hal ini bertujuan untuk menghasilkan produk hidrolisis dari protein nabati, hidrolisis protein ikan, dan daging. Adanya beberapa kelemahan dalam pembuatan protein hidrolisat dengan asam dan basa membawa pada suatu alternatif lain yang dinilai cukup baik, yaitu pembuatan protein hidrolisat secara enzimatis. Berbeda dari hidrolisis oleh asam dan basa, hidrolisis enzimatis tidak akan memisahkan gugus fungsional lain yang melekat pada protein selain asam amino. Industri daging. Penggunaan enzim pada industri daging bertujuan untuk melunakkan daging. Cara kerja enzim ini yaitu dengan menghidrolisis serabut otot, elastin dan kolagen. Daftar Pustaka Lehninger, 1990. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta Erlangga. Winarno, 1986. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta Gramedia Pustaka Utama. Saktiwansyah, E. 2001. Tesis Karakterisasi Enzim Lipase Intraseluler dengan Aktivitas Esterifikasi dari Kapang Rhizopus oryzae TR 32. Bogor IPB. Lidya, B., dan Djenar, 2000. Dasar Bioproses. Jakarta DEPDIKNAS. Soedigdo. 1988. Tesis Studi Akivitas Enzim Lipase dari Aspergillus niger sebagai biokatalis pada proses gliserolisis untuk menghasilkan momoasil gliserol. Semarang Universitas Diponegoro. Suhartono, 1989. Enzim dan Bioteknologi. Bogor IPB Press.
Metabolisme adalah reaksi kimia yang terdapat di dalam tubuh makhluk hidup. Di dalam metabolisme akan terjadi suatu reaksi kimia yaitu perubahan suatu senyawa kimia yang berguna untuk mempercepat metabolisme tersebut dengan melibatkan enzim sebagai biokatalisator. Reaksi kimia dalam metabolisme mencakup dua macam proses, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme dan katabolisme merupakan reaksi enzimatis dimana reaksi itu terjadi karena adanya keterlibatan enzim. Baca Juga Perbedaan Anabolisme dan Katabolisme Pada pembahasan kali ini, kami akan membahas tentang Enzim secara lengkap, mulai dari pengertian enzim, komponen enzim, sifat-sifat enzim, cara kerja enzim, peran enzim dalam metabolisme, penghambatan aktivitas enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Untuk selengkapnya, mari langsung saja kita simak pembahasan dibawah ini. Enzim Pengertian Enzim Asal kata 'Enzim' berasal dari bahasa Yunani yaitu 'enzyme' yang berarti 'di dalam sel'. Pada tahun 1978, seorang psikolog asal Jerman yang bernama Wilhem Kuhne mendeskripsikan enzim sebagai 'proses'. Enzim adalah senyawa protein yang berguna sebagai katalisator reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Katalisator adalah suatu zat yang berguna untuk mempercepat reaksi kimia, akan tetapi tidak mempengaruhi hasil akhir reaksi atau tidak merubah kesetimbangan reaksi. Enzim disebut juga sebagai biokatalisator karena merupakan katalisator dalam sistem biologi makhluk hidup. Enzim tidak ikut dalam reaksi sehingga memiliki bentuk yang tetap. Jika dalam reaksi tidak melibatkan enzim, maka reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh akan berlangsung lambat. Komponen Enzim Enzim tersusun dari protein sederhana dan protein kompleks. Protein sederhana pada enzim tersusun dari asam amino saja, seperti tripsin, pepsin, dan kemotripsin. Sedangkan protein kompleks pada enzim tersusun dari asam amino dan komponen lain. Enzim lengkap disebut juga holoenzim, tersusun dari komponen protein dan nonprotein. Komponen protein pada enzim disebut apoenzim. Apoenzim merupakan komponen yang paling mendominasi yang menyusun enzim. Komponen ini memiliki sifat labil, sehingga mudah berubah atau mengalami denaturasi, seperti pemanasan dengan suhu tinggi. Komponen nonprotein pada enzim tersusun dari komponen organik dan anorganik. Komponen organik dikelompokkan menjadi 2, yaitu gugus prostetik dan koenzim. Gugus prostetik merupakan komponen organik yang terikat kuat oleh protein enzim. Sedangkan koenzim merupakan komponen organik yang terikat lemah oleh protein enzim. Contoh koenzim diantaranya yaitu NAD nikotinamida adenin dinukleotida, vitamin vitamin B1, B2, B6, biotin, dan niasin, dan koenzim A turunan asam pentotenat. Komponen anorganik pada enzim yaitu kofaktor atau aktifator, yang terikat lemah pada protein enzim. Contoh kofaktor diantaranya yaitu Zn2+, Mn2+, Cu2+, Mg2+, Fe2+, K+, dan Na+. Sifat-Sifat Enzim Enzim memiliki beberapa sifat, diantaranya yaitu 1. Enzim sebagai biokatalisator. Enzim sebagai biokatalisator berguna untuk merubah kecepatan reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasinya. Meskipun dalam jumlah sedikit, enzim bisa mempercepat reaksi ribuan kali lipat. 2. Enzim berupa koloid. Enzim merupakan senyawa protein yang membentuk suatu koloid di dalam larutan enzim yang berguna untuk menambah luas bidang permukaan pada enzim sehingga energi aktivitasnya menjadi lebih Enzim bekerja secara spesifik. Enzim bekerja secara spesifik yang berarti enzim hanya bekerja pada substrat tertentu saja. Contoh enzim katalase hanya dapat menghidrolisis H2O2 menjadi H2O dan O2. 4. Enzim bersifat termolabil. Cara kerja enzim dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu tinggi, maka cara kerja enzim akan cepat. Sebaliknya jika suhu rendah, maka cara kerja enzim semakin lambat. Akan tetapi jika suhu terlalu tinggi, maka enzim akan mengalami Enzim bisa bereaksi dengan substrat basa maupun asam. Hal ini dikarenakan bagian sisi aktif enzim memiliki gugus R residu asam amino spesifik yang berperan sebagai penerima atau pemberi protein yang sesuai. 6. Kerja enzim bersifat reversibel bolak-balik. Pada dasarnya, kerja enzim yaitu hanya mempercepat laju reaksi kimia untuk mencapai kesetimbangan. Enzim tidak bisa menentukan arah reaksi. Tetapi, suatu enzim bisa melakukan reaksi dua arah yaitu dari produk menjadi substrat atau substrat menjadi produk. Contoh enzim lipase bisa merubah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Sebaliknya, enzim lipase juga bisa menyatukan asam lemak dan gliserol menjadi lemak. Baca Juga 17 Enzim Pencernaan, Macam dan Fungsinya 7. Enzim yang Menyerupai Protein. Beberapa sifat enzim ada yang menyerupai sifat dari protein, seperti bekerja pada suhu optimum, dapat mengalami denaturasi pada suhu terlalu tinggi, kinerja menurun pada pelarut organik dan ketika dalam kondisi basa kuat atau asam kuat, serta dipengaruhi oleh inhibitor penghambat, aktivator pemicu, dan konsentrasi substrat. Cara Kerja Enzim Cara kerja enzim dalam mempercepat reaksi kimia yaitu dengan cara berinteraksi dengan substrat, kemudian merubah substrat menjadi sebuah produk. Jika terbentuk produk, maka enzim akan melepaskan diri dari substrat tersebut karena enzim tidak bereaksi dengan substratnya. Berikut teori tentang cara kerja enzim Induced Fit Theory Teori Ketepatan Induksi Sisi aktif pada enzim bersifat fleksibel yang mampu berubah bentuk sesuai dengan bentuk substratnya. Ketika enzim berinteraksi dengan substrat, enzim akan berubah bentuk menyesuaikan bentuk substratnya, sehingga terbentuk kompleks enzim substrat. Setelah terbentuk produk, enzim akan melepaskan diri dari substratnya. Induced Fit Theory Teori Ketepatan Induksi Lock and Key Theory Teori Gembok dan Kunci Teori ini berasal dari Fischer 1898. Enzim diumpamakan sebagai gembok yang memiliki bagian kecil dan bisa mengikat substrat pada sisi aktif enzim. Sedangkan, substrat diumpamakan sebagai kunci yang bisa berikatan dengan sisi aktif enzim. Lock and Key Theory Teori Gembok dan Kunci Pada enzim juga terdapat sisi alosterik yang diumpamakan sebagai sakelar yang bisa membuat kerja enzim meningkat maupun menurun. Jika sisi alosterik berikatan dengan inhibitor penghambat, maka aktivitasnya akan berkurang karena konfigurasi enzim mengalami perubahan. Tetapi, jika sisi alosterik berikatan dengan aktivator zat penggiat, maka enzim akan menjadi aktif kembali. Peran Enzim dalam Metabolisme Mempercepat suatu reaksi kimia tanpa ikut bereaksi Proses metabolisme dengan melibatkan enzim akan mempercepat suatu reaksi kimia. Sedangkan proses metabolisme dengan tidak melibatkan enzim akan memperlambat suatu reaksi kimia. Enzim sendiri tidak ikut dalam reaksi. Pada saat metabolisme melibatkan enzim, substrat akan berikatan dengan enzim. Kemudian enzim akan merubah substrat menjadi produk. Produk merupakan hasil akhir yang akan digunakan oleh tubuh. Semakin banyak enzim yang terlibat, maka akan semakin cepat pula reaksi kimia dalam proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi lebih cepat dan dapat menjalankan aktivitas secara suatu produk yang diinginkan Meskipun enzim di dalam tubuh memiliki jumlah ribuan, tetapi banyak enzim yang tidak tertukar. Enzim juga dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk substratnya, sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Misalnya, dari proses pemecahan amilum dapat diperoleh produk glukosa. Enzim hanya akan mengikat substrat pada sisi aktifnya Enzim di dalam tubuh dapat membedakan antara satu jenis enzim dengan jenis enzim lainnya, meskipun jumlah enzim di dalam tubuh ada ribuan. Pada teori gembok dan kunci, enzim diumpamakan sebagai gembok yang memiliki bagian kecil dan bisa mengikat substrat pada sisi aktif enzim. Sedangkan, substrat diumpamakan sebagai kunci yang bisa berikatan dengan sisi aktif enzim. Bisa digunakan berkali-kali Setelah terbentuk produk pada saat proses metabolisme, enzim akan melepaskan diri dan kembali ke bentuk semula. Kemudian enzim tersebut dapat melakukan proses kembali. Jadi, enzim memiliki peranan yang lama di dalam tubuh. Enzim dapat digunakan berkali-kali di dalam tubuh, tetapi ada juga enzim yang tidak dapat digunakan berkali-kali karena enzim telah rusak yang disebabkan adanya faktor tertentu, seperti perubahan energi dari aktifasi Proses metabolisme yang sedang berlangsung akan mengurangi energi yang ada dalam tubuh. Enzim berperan penting dalam proses tersebut untuk menurunkan energi aktifasi. Metabolisme akan berjalan lebih baik dan lebih cepat saat energi turun. Enzim berperan untuk membantu tubuh menghemat energi. Contoh pada saat kita memindahkan air menggunakan ember maka akan lebih cepat daripada menggunakan kedua tangan. Ember dapat menampung banyak air, sehingga membutuhkan sedikit energi dan proses lebih cepat. Sedangkan, menggunakan kedua tangan membutuhkan banyak energi dan proses yang lama untuk mendapatkan air satu ember. Ember diumpamakan sebagai enzim. Oleh karena itu, semakin banyak enzim yang bekerja, maka semakin cepat pula proses metabolisme pada tubuh. Menjaga Kekebalan Tubuh Kita Pada tubuh kita terdapat ribuan enzim yang bekerja untuk membantu proses kimiawi yang mampu membuat tubuh kita tetap bertahan. Enzim berperan penting dalam proses pembentukan zat kimiawi secara maksimal serta menjaga tubuh tetap sehat dan melindungi tubuh dari virus penyakit atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Proses kimiawi tersebut membuat tubuh dapat menghasilkan sebuah energi. Penghambatan Aktivitas Enzim Aktivitas enzim tidak semuanya berjalan dengan lancar, adakalanya mengalami gangguan atau penghambatan. Ion atau molekul yang menghambat aktivitas enzim yaitu inhibitor. Inhibitor dikelompokkan menjadi tiga jenis, diantaranya yaitu inhibitor alosterik, inhibitor reversibel, dan inhibitor tidak Alosterik Inhibitor alosterik adalah molekul zat penghambat yang berikatan pada sisi alosterik enzim. Inhibitor alosterik mengakibatkan sisi aktif enzim menjadi tidak aktif karena sudah mengalami perubahan bentuk. Inhibitor Reversibel Inhibitor reversibel terbagi menjadi tiga jenis hambatan, yaitu sebagai berikut 1. Inhibitor kompetitif hambatan bersaing Pada inhibitor kompetitif, zat-zat penghambat memiliki struktur yang serupa dengan struktur substrat, sehingga terjadi persaingan antara zat penghambat dengan substrat ketika akan berikatan dengan sisi aktif enzim. 2. Inhibitor nonkompetitif hambatan tidak bersaing Pada inhibitor nonkompetitif, zat penghambat berikatan pada sisi alosterik enzim yang mengakibatkan substrat tidak bisa berikatan dengan enzim guna membentuk kompleks enzim-substrat karena terjadi perubahan pada sisi aktif enzim. 3. Inhibitor umpan balik Pada inhibitor umpan balik, produk hasil akhir dalam suatu reaksi bisa menghambat aktivitas enzim, sehingga mengakibatkan reaksi kimia berjalan lambat. Jika produk disingkirkan, maka reaksi kimia akan berjalan lagi. Inhibitor Tidak Reversibel Inhibitor tidak reversibel terjadi karena hambatan ini bereaksi tidak reversibel dengan bagian tertentu pada enzim yang mengakibatkan perubahan bentuk pada enzim, sehingga aktivitas katalitik enzim akan berkurang atau menurun. Pada umumnya, inhibitor tidak reversibel terjadi karena adanya proses destruksi modifikasi suatu gugus enzim atau lebih yang ada pada molekul enzim. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim Suhu Temperatur Suhu dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Suhu maksimum untuk aktivitas enzim pada manusia serta hewan yang berdarah panas yaitu ± 37°C, sementara pada hewan yang berdarah dingin yaitu ± 25°C. Pada suhu 0°C, enzim tidak aktif, tetapi tidak rusak. Jika suhu dinaikkan hingga batas maksimum, maka akan terjadi peningkatan aktivitas enzim. Jika suhu melebihi batas maksimum, maka enzim akan rusak karena mengalami denaturasi protein. Zat-zat Penggiat Aktivator Adanya zat penggiat aktivator bisa meningkatkan aktivitas enzim, seperti garam-garam dari logam alkali yang berbentuk encer 2%–5%, serta ion logam Mg, Co, Ni, Cl, dan Mn. Namun, proses kerja zat penggiat ini belum diketahui secara Derajat Keasaman Enzim memiliki pH maksimum yang bisa bersifat asam maupun basa. Pada umumnya, enzim pada manusia memiliki pH antara 6–8, seperti enzim tripsin. Tetapi, ada pula enzim yang aktif pada kondisi asam, seperti enzim pepsin. Perubahan pH bisa menyebabkan terjadinya proses denaturasi yang dapat menurunkan aktivitas enzim, serta bisa mempengaruhi efektivitas sisi aktif enzim untuk membentuk kompleks enzim-substrat. Zat-Zat Penghambat Inhibitor Beberapa zat kimia bisa menghambat aktivitas enzim, seperti garam-garam yang mengandung sianida dan merkuri Hg. Inhibitor mengakibatkan enzim tidak bisa berikatan dengan substrat, sehingga tidak bisa menghasilkan suatu Enzim Sebagian besar konsentrasi enzim berbanding lurus dengan kecepatan reaksi, yang berarti penambahan konsentrasi enzim menyebabkan kecepatan reaksi meningkat sampai diperoleh kecepatan konstan. Kecepatan konstan tercapai jika semua substrat telah terikat oleh enzim. Sekian artikel mengenai Peran Enzim dalam Metabolisme Lengkap Pengertian, Komponen, Sifat dan Cara Kerja Enzim. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sobat baik untuk mengerjakan tugas maupun untuk sekedar menambah pegetahuan seputar enzim, pengertian enzim, komponen enzim, sifat-sifat enzim, cara kerja enzim, peran enzim dalam metabolisme, penghambatan aktivitas enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Terimakasih atas kunjungannya. Peran Enzim dalam Metabolisme Lengkap Pengertian, Komponen, Sifat dan Cara Kerja Enzim MARKIJAR MARi KIta belaJAR
- Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu senyawa yang berikatan dengan protein. Ada 2 fungsi pokok enzim, yakni mempercepat atau memperlambat reaksi kimia; dan mengatur sejumlah reaksi yang beda-beda dalam waktu yang pengertian enzim dan komponen, sifat, fungsi, serta contoh jenis-jenisnya? Berikut ini penjelasannya Itu Enzim Dalam ilmu biologi, enzim didefinisikan sebagai biokatalisator yang berfungsi mempercepat reaksi biologis di dalam tubuh. Dengan adanya enzim, proses reaksi biologis di dalam tubuh bisa terjadi tanpa ikut bereaksi dengan subtrat komponen yang akan dipecah oleh enzim. Enzim juga termasuk bagian penting di tubuh manusia. Dikutip dari livescience, enzim merupakan katalis yang sangat selektif. Artinya setiap enzim hanya mempercepat reaksi tertentu. Beberapa enzim membantu memecah molekul besar menjadi potongan-potongan kecil yang lebih mudah diserap tubuh. Namun ada juga enzim yang membantu mengikat dua molekul menjadi satu untuk menghasilkan molekul Jenis Enzim Berikut ini beberapa contoh jenis enzim di tubuh manusia seperti dilansir Medical News Today Lipase sekelompok enzim yang membantu mencerna lemak di usus. Amilase membantu mengubah pati menjadi gula, ditemukan dalam air liur. Maltase juga ditemukan dalam air liur, memecah gula maltosa menjadi glukosa. Maltosa ditemukan dalam makanan seperti kentang, pasta, dan bir. Tripsin ditemukan di usus kecil, memecah protein menjadi asam amino. Laktase juga ditemukan di usus kecil, memecah laktosa, gula dalam susu, menjadi glukosa dan galaktosa. Asetilkolinesterase memecah neurotransmitter asetilkolin di saraf dan otot. Helikase mengungkap DNA. DNA polimerase mensintesis DNA dari deoksiribonukleotida. Enzim hati memecah racun dalam tubuh. Komponen Enzim Sebagian besar enzim, terdiri atas dua komponen penyusun, yakni protein apoenzim dan non-protein gugus prostetik.Apoenzim adalah komponen paling dominan dalam struktur enzim. Selain itu, apoenzim ini bersifat labil karena mudah dipengaruhi oleh perubahan suhu dan pH, serta tidak tahan panas. Adapun gugus prostetik terdiri dari ion anorganik dan ion organik kompleks. Ion anorganik dalam gugus prostetik disebut sebagai kofaktor. Fungsi kofaktor ialah katalis yang mampu meningkatkan kerja enzim. Sedangkan ion organik dalam gugus prostetik disebut koenzim, yang berfungsi untuk memindahkan zat kimia dari satu enzim ke enzim lain. Sifat-sifat Enzim Secara umum, Enzim memiliki setidaknya enam sifat yang khas. Pertama, enzim hanya mengubah kecepatan reaksi. Jadi, enzim tidak mengubah produk akhir yang dibentuk atau mempengaruhi keseimbangan reaksi, hanya meningkatkan laju suatu enzim bekerja secara spesifik. Maka itu, enzim hanya mempengaruhi substrat enzim merupakan protein. Oleh karena itu, enzim memiliki sifat seperti protein, antara lain bekerja pada suhu optimum, umumnya suhu kamar. Enzim akan kehilangan aktivitasnya karena pH yang terlalu asam atau basa kuat, dan pelarut organik. Panas yang terlalu tinggi akan membuat enzim terdenaturasi sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Keempat, enzim diperlukan dalam jumlah sedikit, sesuai dengan fungsinya sebagai enzim bekerja secara bolak-balik. Reaksi-reaksi yang dikendalikan enzim dapat berbalik. Ini berarti enzim tidak menentukan arah reaksi tetapi hanya mempercepat laju reaksi sehingga tercapai keseimbangan. Enzim dapat menguraikan suatu senyawa menjadi senyawa-senyawa lain, dan juga sebaliknya, menyusun senyawa-senyawa menjadi senyawa tertentu. Keenam, enzim dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim adalah suhu, pH, aktivator pengaktif, dan inhibitor penghambat, serta konsentrasi dan Cara Kerja Enzim Enzim bertindak sebagai katalis dalam organisme hidup. Enzim mengatur laju reaksi kimia tanpa dirinya sendiri berubah dalam proses tersebut. Molekul yang bekerja dengan enzim disebut dengan istilah substrat. Substrat berikatan dengan suatu daerah pada enzim yang disebut tapak aktif. Ada dua model cara kerja enzim. Pada model gembok dan kunci Lock and key, situs aktif enzim dibentuk secara tepat untuk menampung substrat tertentu. Sementara di model induced-fit atau kecocokan yang terinduksi, situs aktif dan media tidak cocok satu sama lain, tetapi keduanya mengubah bentuknya agar terhubung. Dikutip dari Britannica, enzim mengkatalisasi banyak aspek dari metabolisme sel yang mempunyai fungsi berikut Pencernaan makanan di mana molekul nutrisi yang besar seperti protein, karbohidrat, dan lemak dipecah menjadi molekul yang lebih kecil. Konservasi dan transformasi energi kimia. Konstruksi makromolekul seluler dari prekursor yang lebih kecil. Setiap sel di tubuh mengandung DNA. Setiap sel membelah, DNA perlu disalin. Enzim membantu dalam proses ini dengan melepaskan gulungan DNA dan menyalin informasi. Enzim juga dibutuhkan di industri makanan dan medis. Fermentasi anggur, ragi roti, pengentalan keju, dan pembuatan bir telah dipraktekkan sejak awal, tetapi baru pada abad ke-19 reaksi ini dipahami sebagai hasil dari aktivitas katalitik enzim. Sejak itu, enzim menjadi semakin penting dalam proses industri yang melibatkan reaksi kimia organik. Di dunia medis, penggunaan enzim untuk membunuh mikroorganisme penyebab penyakit, mempercepat penyembuhan luka, hingga mendiagnosis penyakit tertentu. - Sosial Budaya Kontributor Desika PemitaPenulis Desika PemitaEditor Ibnu Azis